Tulisan kali ini saya akan bercerita saat saya dan rombongan ibu-ibu berlibur ke Wat Arun di Thailand.
Objek wisata yang disarankan oleh setiap travel perjalanan dan juga berbagai buku-buku wisata ke Thailand.
Yuk lanjutkan baca tentang gimana megahnya tempat wisata ini.
Btw saya nggak naik sampai puncaknya sih, puanaaasssnya menggigit banget, kalah deh matahari di Kalimantan sama di sini.
Kebanyakan mlipir ke pasar di pinggirannya untuk cari oleh-oleh hahaha….
Sejarah Wat Arun
Selama ini, Thailand, terutama Bangkok, lebih sering dianggap sebagai destinasi wisata untuk mereka yang masih single dan penuh petualangan. Padahal, ada banyak tempat wisata yang ramah keluarga di negeri ini. Dan salah satunya adalah Wat Arun yang secara lokal disebut Wat Makok.
Objek wisata ini merupakan sebuah candi atau kuil yang berumur ribuan tahun. Konon katanya, kuil tersebut diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17. Hal ini dibuktikan dengan digambarkannya kuil ini pada sebuah peta yang dibuat pada zaman Raja Narai atau sekitar tahun 1656 hingga 1688.
Pada sekitar tahun 1768, Raja Thaksin mengubah nama kuil ini menjadi Wat Chaeng. Beberapa raja yang memimpin negeri ini telah melakukan restorasi terhadap kuil tersebut. Bentuk restorasi ini berupa peninggian menara dan pelapisan puncak menara dengan potongan porselen.
Dahulu, kuil ini merupakan kuil kerajaan. Akan tetapi, sejak istana kerajaan dipindahkan ke tepi Sungai Chao Phraya di sisi timur, kuil ini tidak lagi dijadikan demikian. Kedudukan kuil kerajaan kemudian digantikan oleh Wat Phraw Keaw yang ada di halaman istana baru.
Nama Wat Arun di ambil dari nama seorang Dewa Hindu, ‘Aruna.’ Dalam ajaran agama Hindu, Aruna digambarkan sebagai sinar matahari terbit. Oleh karenanya, kuil ini juga di sebut Temple of the Dawn atau Kuil Fajar.
Arsitektur
Kuil Fajar ini memiliki arsitektur yang megah dan menarik. Bangunannya terdiri dari satu menara utama dan menara-menara yang lebih kecil di sekitarnya. Pagoda atau menara utama terletak di bagian tengah dengan tinggi sekitar 70 hingga 80 m. Dan puncaknya berbentuk mirip stupa.
Bagian luar menara utama dihisiasi dengan potongan-potongan porselen dan kerang. Sehingga, warnanya terlihat cerah dan berkilau dari kejauhan saat ditimpali oleh cahaya matahari dan sinar lampu. Di sekitar dasar menara ini juga terdapat hiasan pahatan hewan dan prajurit Cina.
Sedangkan pada teras yang lebih tinggi terdapat pahatan dewa hindu. Dahulu, di kuil ini juga ada patung Emerald Buddha. Namun, sejak istana dipindahkan, patung ini juga ikut dipindahkan ke kuil lain. Selain menarik, menara utama ini disimbolkan juga sebagai Gunung Meru di kosmologi Hindu.
Di sekeliling menara utama ini terdapat empat menara yang berukuran lebih kecil, satu di setiap sudutnya. Desain menara-menara kecil tersebut tak jauh beda dari menara utama. Selain itu, mereka juga memiliki dinding luar yang dilapisi porselen dengan warna senada.
Di komplek kuil yang cukup luas ini, Kalian juga akan menemukan enam paviliun terbuka. Keenamnya dibangun dengan gaya arsitektur Cina. Bangunan-bangunan yang juga disebut ‘sala’ ini dibuat dari granit hijau. Setiap paviliun ini dilengkapi dengan jembatan pendaratan.
Jembatan pendaratan ini biasanya digunakan bagi Raja dan keluarganya sebagai semacam dermaga ketika mereka mengunjungi kuil ini. Dan paviliun-paviliun ini digunakan untuk menyambut raja dan sebagai bagian dari prosesi upacara keagamaan.
Selain paviliun, di dekat menara utama terdapat bangunan yang disebut Ordination Hall atau aula pentasbihan. Ruangan ini didesain dengan indah, contohnya menggunakan relief, keramik berwarna-warni, dan patung Buddha emas.
Daya Tarik Wat Arun Temple
Kuil ini merupakan salah satu destinasi wisata yang harus Kalian kunjungi ketika berwisata di kota Bangkok, Thailand. Objek wisata ini memiliki beberapa daya tarik yang akan membuat liburan kalian semakin berkesan.
Berikut ini beberapa daya tarik dari Wat Arun.
- Taman yang Asri dan Indah
Di sekitar menara-menara, paviliun, dan aula pentasbihan, kalian akan melihat taman asri yang ditata dengan indah. Dengan adanya taman ini, candi atau kuil ini kelihatan semakin indah dan menarik. Selain itu, taman tersebut juga menambah kesejukan objek wisata tersebut.
Taman ini cukup luas. Sehingga, kuil ini menjadi semakin ramah anak dan keluarga. Di sini, si sulung dan si bungsu asyik bereksplorasi dan terkagum-kagum dengan keunikan taman tersebut. Akibatnya, saya harus mewanti-wanti mereka untuk tidak memetik daun dan bunga di sini.
Salah satu hal yang membuat taman ini nampak unik adalah beberapa tanaman serta pepohonannya yang dipangkas dengan rapi. Sehingga, mereka seolah-olah memiliki kepala dan tangan. Meski demikian, flora yang ada di taman ini tak jauh berbeda dengan tanaman Indonesia.
- Pemandangan Spektakuler Saat Senja
Meski memiliki nama yang berarti fajar atau matahari terbit, namun ternyata banyak orang yang berpendapat bahwa pemandangan dari kuil ini nampak paling spektakuler saat senja. Ketika matahari terbenam, menara-menaranya nampak indah dengan latar langit berwarna orange.
Akan tetapi, untuk mendapatkan pemandangan spektakuler ini, kalian harus melihatnya dari spot yang tepat. Tempat yang paling direkomendasikan untuk menikmati pemandangan ini adalah di sisi seberang kuil ini. Dengan kata lain di seberang Sungai Chao Phraya.
Ketika menikmati pemandangan ini, tidak ada salahnya bagi Kalian untuk terus melanjutkannya hingga malam. Di malam hari, candi ini disinari dengan lampu-lampu cantik. Sehingga, pemandangannya nampak menakjubkan.
Apalagi, Wat Arun terletak di tepi sungai. Jadi, cahaya cantik ini akan dipantulkan oleh permukaan air sungai. Alhasil, pemandangan disekitarnya nampak semakin menawan. Inilah mengapa Kalian harus menyaksikan kuil ini kala senja dan malam hari saat berlibur di Bangkok.
- Dekat Dengan Objek Wisata Menarik Lainnya
Jika berkunjung ke candi ini tanpa direpotkan oleh anak-anak seusia SD, Kalian mungkin hanya akan menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam, paling lama 2 jam, untuk menjelajahi candi ini. Dengan banyak waktu yang tersisa, Kalian dapat mengunjungi objek wisata lain di sekitarnya.
Ada banyak atraksi wisata yang terletak di dekat candi ini. Hanya dengan perjalanan 10 hingga 15 menit, Kalian dapat sampai ke berbagai pilihan objek wisata. Beberapa objek wisata tersebut adalah Wat Phra Chetuphan, Grand Palace, Wat Phraya Tham, dan bahkan Ton Son Mosque.
Things to Do
Untuk membuat kunjungan Kalian ke Wat Arun Bangkok semakin berkesan, Kalian tidak boleh melewatkan berbagai aktivitas di kuil ini. Berikut beberapa aktivitas yang tidak boleh dilewatkan saat berada di spot wisata ini.
- Mendaki Menara Utama
Meski objek wisata ini merupakan sebuah tempat suci, namun Kalian tetap diperbolehkan mendaki menara utama yang ada di sini. Kegiatan ini bisa menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para wisatawan.
Perjalanan menaikinya mungkin tak terasa terlalu menantang. Namun, perjalanan menuruninya dapat membuat tubuh gemetaran. Hal ini karena menara tersebut tinggi dan curam. Oleh sebab itu, pastikan bahwa Kalian sedang fit dan tidak takut akan ketinggian sebelum melakukannya.
Dikarenakan oleh tingkat bahayanya, si sulung dan si bungsu terpaksa kami larang mendaki pagoda ini. Sehingga, hanya suami saya yang menikmati tantangan tersebut. Dan saya pun hanya bisa menikmati hasil jepretannya dari atas.
Meski terbilang sedikit melelahkan dan menantang, namun semua itu terbayarkan oleh pemandangan yang tersaji ketika Kalian tiba di atas. Dari puncak, Anda dapat melihat bentangan menarik dari pemandangan kota Bangkok dan Sungai Chao Phraya.
- Mengeksplorasi Aula Pentasbihan
Aula ini juga merupakan tempat suci dan sering digunakan untuk beribadah. Meski demikian, Kalian diperbolehkan untuk memasukinya. Di dalam gedung ini, Kalian akan menemui lukisan-lukisan dinding yang rumit dan menarik. Lukisan ini menceritakan tentang kehidupan Buddha.
Selain lukisan dinding, di aula ini juga terdapat pahatan Buddha emas yang sering disebut dengan sebutan Niramitr Buddha. Dahulu kala, salah satu raja Thailand yang bernama Rama II memahat patung ini dari kayu. kemudian, ia melapisinya dengan lembaran-lembaran emas.
- Berfoto
Kalian diizinkan untuk membawa kamera di seluruh kompleks kuil ini. Jadi, Kalian tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berfoto di sini. Perlu diketahui bahwa, di sini tidak ada spot khusus yang dibuat semenarik mungkin oleh pengelola untuk selfie dan wefie pengunjung.
Akan tetapi, objek wisata ini sudah cukup menarik tanpa tambahan spot foto khusus. Sehingga, Kalian tetap dapat memiliki foto dengan latar menarik saat berwisata ke mari. Taman, aula pentasbihan, pagoda-pagoda, dan area sekitar paviliun dapat Kalian gunakan sebagai latar.
Selain berfoto di area dalam kuil, Kalian juga harus mengambil foto keseluruhan Kuil Fajar ini dari luar, terutama saat senja dan malam hari. Sehingga, Anda dapat mengabadikan pemandangan menakjubkan ini dan memamerkannya di media sosial.
- Menyaksikan Prosesi Royal Barges Kathin
Jika Kalian datang kemari pada waktu yang tepat, Kalian dapat menyaksikan prosesi Royal Kathin. Prosesi ini biasanya dilakukan pada akhir periode Vassa, atau antara bulan Oktober dan November.
Pada prosesi ini, raja Thailand akan melakukan sebuah prosesi menarik. Ia menaiki sebuah kapal cantik dan mengarungi Sungai Chao Phraya dengan tujuan ke Wat Arun. Setelah sampai, Ia akan turun di jembatan pendaratan dan menyerahkan jubah baru bagi para biksu di kuil ini.
Prosesi ini sudah dilakukan selama ratusan tahun. Selain itu, prosesi ini juga sangat menarik untuk ditonton. Selain melihat kapal raja yang indah, Kalian juga akan dibuat tertarik dengan iringan kapal-kapal dayung yang menyertainya.
- Mengamati Aktivitas Warga Bangkok di Sungai Chao Phraya
Aktivitas warga lokal di Sungai Chao Phraya ini cukup menarik untuk di amati. Kapal-kapal banyak berlalu lalang di sungai ini. Sambil menikmati pemandangan ini, Kalian dapat menikmati hidangan lokal yang ditawarkan oleh restoran dan kafe di dekat kuil ini.
Lokasi
Wat Arun terletak di tepi barat Sungai Chao Phraya, tepatnya di Jalan Wang Doem Road no. 158, Bangkok Yai. Untuk mencapai candi ini, Kalian dapat menggunakan salah satu kapal ferry yang berlalu lalang di Sungai Chao Phraya. Tarif ferry ini sekitar 3 Baht atau 1.500 rupiah.
Untuk menaikinya, Kalian dapat pergi ke salah satu dermaga yang ada di tepi sungai. Pastikan bahwa kapal tersebut melewati jalur kuil ini. Sehingga, Kalian dapat turun di dermaga Wat Arun nantinya. Selain akses melalui sungai, Kalian juga dapat mencapainya dengan menggunakan taksi.
Jam Buka dan Harga Tiket
Kuil Fajar ini buka setiap hari dari pukul 8.00 pagi hingga 05.30 sore. Waktu terbaik untuk mengunjungi Wat Arun adalah pada sore hari. Pada saat ini, suasana di objek wisata ini lebih sejuk dan teduh. Sehingga, Kalian dapat bereksplorasi dengan lebih nyaman.
Dengan mengunjunginya di sore hari, Kalian dapat memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana matahari senja mengubah pemandangan kuil ini. Selain itu, setelah berkunjung, Kalian dapat langsung menikmati makan malam di tepi sungai dan menikmati pemandangan malam Wat Arun.
Meski demikian, pada saat itu mungkin objek wisata ini sedikit ramai dengan pengunjung. Apabila Kalian ingin mengunjungi kuil ini dalam suasana yang lebih tenang, Kalian dapat memilih untuk mengunjunginya di waktu pagi.
Selain belum banyak pengunjung, cuaca kuil ini di pagi hari juga tidak terlalu panas. Kunjungan pada waktu ini juga memberi kalian keleluasaan dalam mengeksplorasi candi dan dalam berfoto. Namun, Kalian tetap tak boleh melewatkan pemandangan senja di kuil ini.
Jika harga tiket masuk ke objek wisata ini belum berubah, Kalian akan dikenai biaya 50 Baht untuk memasukinya. Harga tiket masuk ini jika dirupiahkan kurang lebih adalah 25.000 Rupiah. Harga tiket masuk ini hanya berlaku untuk wisatawan asing.
Tips Mengunjungi Wat Arun
Jika Kalian mengunjungi kuil ini tanpa persiapan, Kalian mungkin akan mengalami beberapa masalah atau terpaksa harus mengeluarkan uang lebih banyak. Oleh karenanya, untuk memperoleh pengalaman wisata yang maksimal, Kalian dapat mengikuti tips berikut.
- Kenakan Outfit Yang Tepat
Seperti juga saat Kalian mengunjungi kuil di Bali, Kalian diharuskan untuk berpakaian sopan ketika mengunjungi kuil ini. Hal ini tentu saja karena Wat Arun adalah tempat ibadah umat Buddha di Bangkok.
Meski demikian, apabila Kalian terlanjur mengenakan celana atau rok pendek di atas lutu, Kalian tidak perlu khawatir. Di pintu masuk kuil ini, Kalian dapat menyewa sarung. Dengan memakainya, Anda akan diizinkan memasuki area kuil ini.
Selain tidak boleh mengenakan celana atau rok pendek, Kalian juga tidak boleh mengenakan pakaian dengan pundak terbuka. Selain itu, lutut Anda juga tidak boleh terlihat. Di antara kuil-kuil lain yang ada di sekitar Bangkok, kuil ini memiliki peraturan pakaian yang paling ketat.
- Berkunjung Pada Musim Yang Tepat
Bangkok merupakan kota wisata. Jadi, tak heran jika ada banyak wisatawan saat holiday season. Holiday season ini biasanya mencapai puncaknya pada bulan November hingga Maret. Pada saat ini, cuaca sedikit sejuk. Sehingga, tak heran jika banyak wisatawan yang berlibur.
Namun, apabila Kalian malas berdesak-desakan dengan wisatawan lain, sebaiknya Kalian memilih untuk berkunjung pada pertengahan September. Pada sekitar bulan April hingga Juni, kota ini biasanya juga tidak terlalu ramai. Namun, saat itu cuaca sangat panas.
- Berhati-Hati Dalam Mengambil Foto
Saat mengambil foto di sekitar Wat Arun, Kalian sebaiknya berhati-hati, apalagi jika di sekitar Kalian sedang ada biksu atau warga yang sedang beribadah. Biksu Thailand dengan latar kuil yang cantik memang dapat menjadi objek foto yang menarik.
Namun, tidak ada salahnya bagi Kalian untuk meminta izin terlebih dahulu dalam mengambil foto mereka. Selain berhati-hati dalam mengambil foto, Kalian tentu juga harus berhati-hati dalam bersikap di sekitar kuil ini.
Wat Arun, salah satu tempat wisata di Thailand, tepatnya di kota Bangkok merupakan tempat wisata yang sangat mengesankan. Di sini, dijamin Kalian akan terpukau dengan keindahannya dan spot-spot cantiknya. Namun, jika Kalian berlibur bersama anak-anak, pastikan bahwa mereka diawasi dengan baik.
Leave a Reply