Setelah lima tahun berlalu akhirnya pd tanggal 16 Desember 2012 saya mendarat lagi di Sidney International Airport.
Lima tahun lalu, tepatnya tanggal 27 maret 2007 saya mendarat disini juga untuk transit, kemudian ganti pesawat lokal menuju Kota Melbourne utk mengikuti program familirisation di DITC, Point Cook,Melbourne.
Sidney International Airport, 2007
apak di aussie
Perbedaannya adalah, saya masih single saat itu (gambar yang atas) dan kali ini saya datang lagi dengan status K-2 (kawin anak 2) lihat gambar dibawahnya; adakah perbedaan dari dua gambar tersebut? .
Lima tahun berlalu dengan begitu banyak peristiwa penting terjadi. Yang pasti saat ini 2 bidadari kecil saya Callista Dhiandra Ghassani (hampir 3 tahun,tepatnya 20 pebruari nanti), dan Balquist Minerva Widyarasmi (lahir 17 agustus 2012) telah menanti dengan penuh cinta di Batujajar.
Kedatangan saya ke Australia yang pertama dulu untuk mengikuti kursus CDIRAC (Combine Defence Intelligence Research and Analyst Course) di DintTC (Defence Intelligence Training Center) yg pelaksanaannya di Gold Coast,Brisbane. Dan saat ini saya datang lagi ke Oz sbg Manajer tim Parachuting Indonesia dalam kejuaraan terjun payung ADPA Parachuting Championships di HMAS Albatross, Nowra, Sidney, Australia. Kesan yang sama, Negeri yang tertib dan menyenangkan.
Penyambutan tim tuan rumah yg hangat membuat kami semua kerasan dan termotivasi utk berprestasi. Akomodasi yg bagus dan dukungan logistik yang “wah” membuat sebagian anggota tim khawatir timbunan lemaknya akan menggunung sepulang dari sini. Bagaimana tidak, tiga kali sehari makan full daging dan lemak hehe….situasi yg sama dg lima tahun lalu di Melbourne dan Brisbane, dan saat pulang ke Indonesia berat badan naik 3 kilo…..awasssssss…anehnya…semua tim indonesia yg dicari tetappppp,,,NASI!!! dan Sambal….haha…untungnya tuan rumah sudah mengantisipasi…
Kesan yang saya dapatkan dari penyelenggara kejuaraan adalah bahwa mereka sangat simple dalam organisasi penyelenggaraannya sehingga tidak melibatkan banyak orang. Satu orang bisa menjabat dan melaksanakan beberapa tugas sekaligus, hal ini (sejujurnya) sangat berbeda dengan kebiasaan yang kita lakukan di negeri sendiri, Organisasi yang besar (means banyak orang, padat karya dengan job description yang “kadang” tidak jelas). Sesuatu yang tertanam dalam otak saya dan bisa dikembangkan suatu saat kelak di Negeri tercinta. Meskipun demikian, kwalitas kejuaraan tetap bagus dan saya salut atas kinerja mereka. Terutama Capt. Fransisca Molnar sebagai Pilot Leadernya…
Lambang ADPA
Sebagai tambahan pengetahuan, ADPA (Australian Defence Parachuting Association) pernah dibekukan oleh Dephan Australia (hanya) karena ada korban jiwa dalam suatu latihan (sesuatu yang sangat lumrah dalam olahraga ekstrim seperti terjun payung ini). Dan, sekali lagi, terpaksa membandingkan dengan apa yang terjadi di negeri kita. Keselamatan jiwa adalah segala-galanya, safety, safety, safety…betapa harga sebuah jiwa adalah diatas segalanya. Dan ini adalah even pertama mereka setelah 10 tahun dibekukan, sebuah kepercayaan yang kembali diperoleh melalui sebuah perjuangan panjang Frankie (Fransisca) dan kawan-kawan. SALUT!
Foto diatas adalah seorang pelatih dari PTS (Para Training School) Australia memberikan briefing ttg keselamatan dan tehnik terjun sambil menunggu cuaca yg hari ini angin bertiup kencang,sehingga dua shorty penerjunan kemudian di tunda (delay)…
Dan akhirnya penerjunan hari ini ditunda karena angin yg terlalu kencang sehingga beresiko kecelakaan buat peterjun.
Agus Widodo
Nowra, HMAS Albatross Camp, Sidney, Australia
19 dec 2012
Leave a Reply