Demak adalah salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki cukup banyak hal yang menarik untuk dikunjungi. Tentu, salah satu daya tarik Demak yang berhasil mendatangkan banyak pengunjung dari berbagai daerah adalah Masjid Agung Demak. Ya, ini adalah salah satu masjid bersejarah yang masih ada hingga saat ini.
Para pengunjung yang ingin melihat sejarah dan melakukan wisata religi biasanya akan mengunjungi masjid yang satu ini. Namun, Masjid Agung Demak bukan satu-satunya tempat yang bisa dikunjungi untuk wisata religi. Salah satu destinasi lain yang cukup ramai dikunjungi adalah Makam Sunan Kalijaga.
Ya, cukup banyak orang yang mengatakan bahwa tidak lengkap rasanya saat berkunjung ke Demak tanpa mampir ke Makam Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu Wali Sanga yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa pada masa lalu.
Lokasi makam ini berada satu kompleks dengan Masjid Agung Demak. Letaknya yang berada satu kompleks membuat pengunjung bisa melakukan dua perjalanan wisata religius sekaligus di satu tempat yang tidak terlalu berjauhan.
Lokasi dan Rute Makam Sunan Kalijaga
Lokasi persis dari Makam Sunan Kalijaga berada di Desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Bintoro, Jawa Tengah. Lokasi dari Makam Sunan Kalijaga bisa dikatakan cukup strategis karena tidak terlalu jauh dari pusat kota. Selain itu, akses jalan menuju ke destinasi wisata religi ini sudah sangat baik.
Ya, jalan yang berada di sekitar lokasi sudah diaspal dengan halus dan cukup lebar. Kondisi jalan ini tentu saja akan membuat perjalanan kalian dan keluarga mengunjungi Makam Sunan Kalijaga ini bisa lebih mudah dan tentu saja lancar.
kalian yang ingin berkunjung ke Makam Sunan Kalijaga ini bisa menggunakan kendaraan pribadi. Jika dari Semarang, kalian hanya perlu melakukan perjalanan ke arah timur ke arah Masjid Kadilangu. Ikuti saja jalur utama dan kalian akan sampai di lokasi ini. Namun, untuk lebih detail, kalian bisa menggunakan bantuan Google Maps.
Mengenal Pribadi Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga memiliki nama asli R.M Syahid. Beliau lahir pada tahun 1450 Masehi. Ada banyak mitos yang mengatakan bahwa usia beliau mencapai 100 tahun. Namun, kebenaran mengenai hal ini masih dipertanyakan oleh beberapa kalangan.
Ia adalah seorang mubalig yang mengajarkan dan menyebarkan ajaran agama Islam, terutama di wilayah Demak. Apa yang menarik dari cara penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga adalah bahwa beliau menggunakan pendekatan budaya. Ya, budaya adalah salah satu hal yang melekat pada masyarakat dan susah untuk dipisahkan.
Fakta inilah yang membuat Sunan Kalijaga akhirnya menempuh jalur budaya untuk memasukkan ajaran agama Islam. Wayang menjadi salah satu media dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga. Sebelum Sunan Kalijaga datang, warga sekitar memang sudah mengenal wayang namun dengan alur cerita yang berbeda dan berbau Hindu.
Nah, ketika Sunan Kalijaga datang, wayang tersebut dipertahankan dan kemudian beliau mengganti sedikit demi sedikit alur cerita dengan memasukkan ajaran Islam. Selain menggunakan wayang, Sunan Kalijaga juga berdakwah dengan syair. Ada cukup banyak syair yang dibuat oleh Sunan Kalijaga dan masih lestari hingga saat ini.
Lewat syair tersebut, Sunan Kalijaga menggambarkan bagaimana ajaran Islam bisa dilakukan. Penerimaan masyarakat terhadap pendekatan yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga sangat baik. Mereka tidak merasa budaya mereka sengaja dihilangkan sehingga ajaran Islam bisa diterima dengan baik.
Salah satu syair yang dibuat oleh Sunan Kalijaga yang masih ada hingga saat ini adalah tembang Lir ilir. Dalam tembang ini terdapat beberapa ajaran Islam yang secara halus dimasukkan ke dalam lirik lagu. Memang, perlu tafsir untuk memahami maksud dari lagu ini secara mendalam.
Hal lain yang menarik dari Sunan Kalijaga selain metode dakwah yang digunakan adalah dari pakaian yang beliau kenakan. Sunan lain –dalam wali sanga, mengenakan pakaian berupa jubah sedangkan Sunan Kalijaga mengenakan pakaian adat Jawa yang lengkap dengan surjan dan blangkon.
kalian bisa melihat foto wali sanga yang banyak beredar. Dari foto tersebut, satu-satunya wali yang mengenakan pakaian yang berbeda adalah Sunan Kalijaga. Penggunaan pakaian Jawa tersebut bukan tanpa maksud. Dengan pakaian Jawa, Sunan Kalijaga berusaha melebur dengan masyarakat sehingga dakwah yang beliau lakukan akan lebih mudah diterima.
Daya Tarik Makam Sunan Kalijaga
Sebagaimana disinggung di awal bahwa Makam Sunan Kalijaga adalah salah satu tempat yang seringkali dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai daerah. Nah, baik masyarakat biasa ataupun pejabat tercatat kerap berkunjung ke makam ini untuk melakukan ziarah.
Selain ziarah, memang di sekitar makam tersebut sering diadakan acara-acara tertentu yang dianggap menjadi tradisi oleh masyarakat sekitar. Makam Sunan Kalijaga akan sangat ramai pada hari dan pasaran tertentu, seperti Jumat Pon, Jumat Pahing dan Jumat Kliwon. Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut, pintu cangkup makam akan dibuka.
Nah, banyak pengunjung dari berbagai daerah datang ke Makam Sunan Kalijaga pada saat pembukaan pintu cangkup makam tersebut. Mereka datang untuk sekadar berwisata ataupun juga berziarah.
Selain itu, hal lain yang menjadi daya tarik Makam Sunan Kalijaga bagi para pengunjung adalah jamasan pusaka Kelambi Kyai Gondil dan Kyai Onto Kusumo serta keris Kyai Crubuk dan Kyai Sirikan. Acara tersebut diadakan menjelang Idul Adha. Acara ini dilakukan sekitar jam 07.00 hingga 17.00 berbarengan dengan pembukaan pintu cangkup makam.
Pada saat Ramadan, di Makam Sunan Kalijaga juga memiliki agenda tersendiri. Salah satu agenda yang dilakukan di sekitar makam pada saat bulan Ramadan adalah tradisi Tebah. Ini adalah tradisi turun temurun yang masih dilakukan hingga saat ini.
Tradisi Tebah akan dilakukan dengan diawali pemukulan kentongan, kemudian tradisi pisowanan di dalam cungkup yang dilakukan oleh beberapa orang yang terpilih saja. Setelah itu, diikuti oleh para ahli waris, pengurus dan juru kunci makam untuk melakukan peremajaan di seluruh kompleks makam. Tradisi ini hingga kini masih ada.
Adanya beragam tradisi di sekitar Makam Sunan Kalijaga memang menjadi daya tarik tersendiri. Secara nyata, tradisi ini bisa mendatangkan banyak pengunjung dari berbagai daerah. Namun, ada hal yang harus diperhatikan mengenai tradisi ini.
Ya, tradisi yang dilakukan di makam seringkali disalah artikan menjadi semacam upaya untuk mendapatkan kesuksesan dan berkah. Padahal, ini adalah niat yang keliru dan akan berujung pada perbuatan yang musyrik di mana tentu Sunan Kalijaga pun tidak menghendakinya dalam dakwah yang beliau lakukan.
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka
Area Makam Sunan Kalijaga terbuka untuk umum selama 24 jam. Selain itu, tidak ada biaya tiket masuk yang dibebankan kepada para pengunjung. Hanya saja ada kotak sumbangan sukarela yang disediakan di beberapa sudut makam.
Nah, demikian beberapa hal terkait Makam Sunan Kalijaga yang menjadi salah satu destinasi wisata religi yang menarik di Demak. kalian yang berada di Demak bisa saja meluangkan waktu untuk berkunjung ke tempat ini guna mengenal sejarah penyebaran Islam.
Leave a Reply